Latest News
GAPURA OFFICE MALIBU | HAPPY CHINESE NEW YEAR 2572 | GONG XI FA CAI |

Selasa, 13 Februari 2018

Menilik Proses Panjang Pembuatan Kue Keranjang

Kue keranjang Imlek

Kue Keranjang identik dengan perayaan tahun baru Imlek. Penganan yang dalam dialek Tiociu Pontianak disebut Thiam Kwe atau Thiam Pan dalam dialek Khek Singkawang ini memang hanya muncul saat Imlek saja. Thiam artinya manis, sedangkan Kwe atau Pan artinya kue.

Menjelang perayaan Imlek, kue ini turut membanjiri pasaran. Tak lengkap rasanya merayakan Imlek tanpa penganan yang berbahan dasar ketan dan gula ini.

Gapura Office Malibu

 mencoba melihat langsung proses pembuatan kue keranjang ini di salah satu tempat produksi rumahan milik Tan Joe Lie alias Ali (56) di Pontianak, Kalimantan Barat.

Usaha pembuatan kue keranjang milik Ali yang terletak di Jalan Veteran Gang Syukur 3 ini merupakan warisan turun-temurun keluarga yang dilakoni sejak 40 tahun yang lalu.



Tiga minggu sebelum perayaan imlek, Ali sudah mulai memproduksi kue ini. Segala peralatan yang tersimpan sejak imlek tahun yang lalu dikeluarkan dan dibersihkan kembali. Hampir setiap hari Ali memproduksi sedikitnya 200 kilogram kue keranjang.

Proses pembuatannya, menurut Ali gampang-gampang susah. Terlihat gampang, tapi sebenarnya susah dan butuh ketelitian dimulai dari pemilihan bahan baku ketan.







Ketan pilihan tersebut kemudian dicuci bersih dan ditiriskan, sebelum digiling yang menghasilkan tepung cair. Selanjutnya tepung tersebut dikurangi kadar airnya dengan alat pres dan mulai diadon dengan gula pasir. 

Setelah adonan tercampur, kemudian dimasukkan ke dalam wadah kaleng yang dilapisi plastik dan siap untuk dikukus selama kurang lebih 14 jam sampai benar-benar jadi dan berwarna kemerahan.

Ali mengaku memiliki resep rahasia keluarga yang diwariskan dan masih dipertahankan hingga saat ini untuk tetap menjaga kualitas dan rasa. Dalam proses produksinya pun, Ali hanya melibatkan pihak keluarganya saja.

Untuk membuatnya pun tak sembarangan dan memiliki pantangan. Misalnya, perempuan yang sedang haid ataupun baru saja habis melayat orang meninggal tidak boleh ikut membantu mengerjakan kue ini, karena diyakini kue tersebut tidak akan jadi sempurna.

"Pasti kue nya tidak masak, hasilnya putih semua tidak akan berwarna merah. Atau kue nya menjadi cair semua, tidak akan beku walau di kukus berhari-hari," katanya.


« PREV
NEXT »

Tidak ada komentar

Posting Komentar